MARTAPURA, Metrosumsel.com-Akibat sawah kekeringan ditambah lagi musim kemarau yang telah berlangsung sejak beberapa minggu terakhir, Petani lahan sawah tadah hujan di Kabupaten OKU Timur pasca panen kedua pertengahan tahun 2018 tidak bisa lagi menggrap lahan sawah.
Lain halnya dengan petani sawah irigasi tekhnis yang sudah kembali menggarap lahan usai melakukan pemanenan. Petani sawah tadah hujan Mengeluh Untuk Mencari Kebutuhan Hidup, Mereka justru Beralih mencari pekerjaan serabutan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga menjelang musim penghujan kembali turun.
“Kalau seperti ini terus menerus (kekeringan sawah Red) kita tidak bisa melakukan penanaman padi, kondisi tanah mengering hingga membeka jadi mana mungkin bisa melakukan penggarapan sawah,” ungkap Edi (36) petani Asal wilayah Kecamatan Bunga Mayang, Senin (6/8/2018).
Menurut Edi, saat musim kemarau lahan mengalami kekeringan petani sawah biasanya mencari pekerjaan sampingan mulai dari menjadi buruh harian hingga mencetak batu bata Bahkan Ke Lari menjadi Tukang bangunan. Untuk menyambung hidup. Bagaimanapun. Hasil panen pertengahan tahun tidak bisa dijual semua karena harus mempersiapkan untuk kebutuhan hingga awal tahun hingg panen selanjutnya.
“Selama musim kemarau ini kita sebagai petani sawah tadah hujan terpaksa istrahat, dan beralih mencari kerjaan Lain Yakni Kerja serabutan, Jelasnya. ( ADI )