Metrosumsel.com,Martapura-Penurunan harga gabah di tingkat petani dan harga beras di tingkat penggilingan di wilayah OKU Timur turjun bebas, jauh dari harapan petani di OKU Timur. Saat ini harga gabah dari tingkat petani hanya Rp 3600 -3700 yang sebelumnya di bulan Janurai mencapai Rp 4200 .Hal ini dinilai membuat nasib petani di OKU Timur semakin miskin dan terjepit karena daya beli mereka kian merosot.Apalagi harga beras juga hanya Rp 7600 saat petani menjual di pabrik.
Penurunan harga gabah tersebut belum diketahui oleh petani apakah dari kebijakan pemerintah melakukan stabilisasi harga melalui harga eceran tertinggi (HET) atau kendala lain sehingga harga gabah turun. Hal ini tentunya pada akhirnya hanya menguntungkan konsumen, namun merugikan petani sebagai produsen.
Subeki petani Belitang mengatakan bahwa penurunan harga gabah membuat posisi petani semakin terjepit karena membuat daya belinya terus menurun. Itu berarti, petani makin miskin.
“Setiap kami panen harga gabah pasti turun, tidak sesuai dengen keadan saat ini yang semuanya mahal, telor saja sampai 30 ribu per kg,kok harga gabah turun bebas, Bulog mana bulog kok diam saja, katanya kita daerah lumbung pangan, ” jelas dia dengan nada kesal. ketika dihubungi wartawan Palembang Ekspres, kemarin.
Sementara Kiay Jek salah satu anggota Lembaga Swadaya Masyarakat di OKU Timur berpendapat petani di OKU Timur semakin sejahtera jika penghasilan dari bertani bisa membeli barang dan jasa yang dibutuhkannya lebih banyak. Itu akan terjadi jika harga hasil pertanian naik lebih tinggi dari harga barang dan jasa yang dibeli petani, atau ketika indikator kesejahteraan petani, nilai tukar petani (NTP) naik.
Akan tetapi, dalam beberpa tahun terakhir, NTP cenderung turun, dengan kondisi seperti ini maka jumlah pekerja di sektor pertanian, bakal terus menurun dan alih profesi ke sektor lainnya. Lalu, yang diuntungkan Bulog karena bisa membeli dengan harga murah.
“Ya Bulog lah yang enak, mana peran bulog di OKU Timur gudang bulog banyak di OKU Timur tapi untuk menjaga harga petani nga bisa, apa perlu warga OKU Timur demo dulu baru diperhatikan, “kata Jek kesal.
Sementara Kepala Bulog Drive III OKU,Junaidi saat dikonfirmasi beberpa wartawan terkait harga gabah turun lewat pesan WhatsaPP pribadinya tidak ada jawab walau tanda pesan WhatsaPP tersebut dibaca.(adi)