Palembang,Metrosumsel—Pasangan bakal Calon Gubernur dan Wakil Sumsel, Herman Deru- Mawardi Yahya (HDMY) tengah merancang progam khusus untuk mencetak imam-imam handal untuk memimpin sholat di seluruh masjid di Sumsel. Salah satu caranya adalah memperbanyak jumlah Rumah Tahfidz yang khusus mencetak dan mendidik para penghafal Alquran (hafidz dan hafidzoh).
Bacagub Sumsel, Herman Deru mengungkapkan, program memperbanyak Rumah Tahfidz tersebut terinspirasi dari silaturahmi dirinya ketika membesuk Imam Besar Masjid Agung Palembang, KH Kiagus Ahmad Nawawi Dencik Al Hafidz, di RSI Siti Khodijah Palembang, Senin (15/1). Saat bertemu KH Nawawi Dencik tersebut, Herman Deru banyak mendapat saran dan arahan tentang bagaimana pentingnya membangun dan memperbanyak rumah tahfidz di Sumsel.
“Alhamdulillah, saya banyak mendapat masukan dari Almuqarom Kiyai Haji Nawawi Dencik Al Hafidz tentang betapa pentingnya membangun dan memperbayak rumah tahfidz di Sumsel. Saya sangat terinspirasi dan sangat mendukung saran beliau. Jika diberi amanah oleh masyarakat Sumsel untuk menjadi gubernur, Insyaa Allah program memperbanyak rumah tahfidz di Sumsel akan kami laksanakan,’’ jelas Herman Deru ditemui wartawan di RSI Siti Khodijah Palembang.
Menurut Deru, walaupun akhir-kahir ini semangat untuk membangun rumah tahfidz itu cukup tinggi, namun informasi yang diterimanya, sejak berdirinya rumah tahfidz tahun 2004 lalu, sampai saat ini jumlah rumah tahfidz masih sedikit. Idealnya setiap masjid mempunyai rumah tahfidz.
“Ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap pembangunan dan pengembangan rumah tahfidz belum begitu besar. Padahal keberadaan rumah tahfidz ini sangat penting untuk mencetak imam-imam masjid yang handal. Dimana para hafidz yang tersebut tidak hanya hafal Alquran, tetapi juga dapat mengajarkan ilmu-ilmu Alquran, seperti ilmu tajwid dan cara membaca Alquran yang benar kepada masyarakat kaum muslimin,’’ papar Deru.
Menurut Herman Deru, selain memperbayak rumah tahfidz, yang tidak kalah pentingnya adalah memikirkan insentif/honor bagi para hafidz yang menjadi imam-imam di masjid yang dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumsel dan APBD Kabupaten/Kota se Sumsel. Sehingga bisa dirancang program mencetak 1000 hafidz/hafidzoh selama 5 tahun.
“ Dengan APBD Provinsi Sumsel yang saat ini sekitar Rp 7 Triliun, sangatlah tidak memberatkan jika setiap tahunnya mengalokasikan dana insentif untuk mencetak hafidz yang dipersiapkan untuk menjadi imam-imam masjid sekaligus guru mengaji,’’ ujar Deru yang juga Ketua DPD Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (ISNU) Sumsel ini.
Bacawagub, H. Mawardi Yahya menambahkan, dengan adanya program insentif bagi para hafidz akan menjadi stimulan dan diharapkan dapat menjadikan masjid makin makmur dan ramai dengan belajar Alquran, terutama di pedesaan.
“ Insyaa Allah, program tersebut dapat dilaksanakan. Apalagi kami punya pengalaman memimpin Ogan Ilir yang dikenal sebagai kabupaten lumbung santri di Sumsel, dimana pondok-pondok pesantrennya sudah sejak dulu mengembangkan tahfidz Alquran tersebut,’’ jelas Mawardi Yahya.
Menurutnya, memang dibutuhkan komitmen yang tinggi dan kemauan yang kuat dari pemimpin di Sumsel agar program memperbanyak rumah tahfidz tersebut dapat dilaksanakan. “Insyaa Allah komitmen HDMY sangat tinggi. Tolong doanya,’’ ujar Bupati Ogan Ilir dua periode ini.(red)