Metrosumsel.com,Jakarta,- Terkait isu filantropi, ada beberapa kunci yang penting untuk bisa menerapkan sinergi pendanaan (blended finance). Pertama, pemerintah dan semua pihak harus komitmen dan terbuka. Kedua, perencanaan harus dibuat bersama. Dan yang ketiga, pelaporan bisa diakses oleh semua.
Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Muba Beni Hernedi saat menjadi narasumber sesi pleno dengan tajuk Praktik Baik Nasional: Memanfaatkan Kekuatan Filantropi Lokal di Merak Room Jakarta Convention Center, Jumat (16/11/2018).
“Harapannya ke depan kolaborasi dengan para filantropi di Indonesia juga bisa didorong di Muba dan Kabupaten anggota LTKL dengan basis rencana, terutama untuk target Pembangunan Berkelanjutan, yang disusun dan dirancang bersama sehingga dampak bisa lebih besar juga,” ujarnya.
Dikatakan, saat ini Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) sedang mendorong perubahan pola kolaborasi antar pihak melalui dua hal. Pertama, pola crowdfunding yang terbuka dan transparan. Contohnya penggalangan dana untuk Kabupaten Sigi dan penggalangan dana untuk salah satu masyarakat Muba yaitu Isrok.
“Kedua, pola sinergi pendanaan (Blended finance) untuk topik prioritas bersama. Contohnya, komoditas berkelanjutan dengan fokus pada petani dengan aktivitas mencakup penentuan zonasi. Selain itu, contoh lainnya adalah keseimbangan antara perkebunan dengan kebun raya, serta pemetaan sampai dengan perbaikan keahlian supaya petani dapat menjadi wirausaha kedepannya,” jelas Beni yang juga Kepala Program Informasi & Komunikasi, Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL).
Pandangan oleh LTKL diutarakan dalam acara Festival Filantropi Indonesia 2018 (FIFEST), yang rutin digelar oleh Perkumpulan Filantropi Indonesia. Acara yang digelar dua tahun sekali tersebut menghadirkan berbagai inovasi dari berbagai aktivitas filantropi di Indonesia serta Asia.
Dalam FIFEST 2018, strategi efektif dalam membangun kapasitas lembaga-lembaga filantropi di Indonesia untuk pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan juga dibagikan(Rill)