Palembang, Metrosumsel.com — Merayakan peringatan hari ulang tahun Ciu Huang Da DI/ Kau Ong Tai Te (Nine Emperor Gods), masyarakat keturunan Tionghoa kota Palembang, menggelar Festival perayaan peringatan hari ulang tahun sembilan dewa kaisar langit di Yayasan Ashoka Raja Mahawirya, di Jalan Residen Abdul Rozak, Blok E No.3, Kelurahan 8 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II Kota Palembang, Rabu (17/10).
Sejak pagi hingga sore hari ritual keagaman ini dilaksanakan, pada pagi hari dilakukan sembahyang bersama umat, memperingati sejit/ Ultah Dewa Ciu Huang Da Di, serta memberikan ucapan selamat kepada sembilan Maha Raja Kaisar Langit yang menurut kalender cina tepat 9 September dipenanggalan Imlek, perayaannya hari ini.
Humas Yayasan Ashoka Raja Mahawirya, Ming-ming mengatakan, agenda yang digelarnya merupakan bentuk penghormatan masyarakat Tionghoa yang ada di Kota Palembang untuk merayakan hari jadi dewa Ciu Huang Da DI/ Kau Ong Tai Te (Nine Emperor Gods).
“Kegiatan hari menyangkut kelahiran dewa Ciu Huang Da DI/ Kau Ong Tai Te (Nine Emperor Gods), sehingga kami dari Yayasan Ashoka Raja Mahawirya menggelar festival kebudayaan seharian bersama masyarakat keturunan tionghoa yang ada di kota Palembang. Kegiatan ini diharapkan dapat memperat tali silaturahmi, “kata Ming-ming.
Selain itu dikatakan Ming-ming, sejumlah ritual-ritual keagamaan dilaksanakan dalam festival ini sejak pagi hingga sore hari.
“Sejak pagi kami sudah melakukan sembahyang bersama, dilanjutkan dengan memberikan ucapan selamat kepada dewa Ciu Huang Da DI/ Kau Ong Tai Te (Nine Emperor Gods), serta melakukan ritual melangkah bara api, dilanjutkan menyebrangi jembatan. Ritual ini merupakan agar kami para masyarakat Tionghoa diberikan keberkahan, keselamatan, dilapangkan rezeki, “jelas Ming-ming.
Tradisi budaya ini telah dilakukan oleh nenek moyang kita dalam memperingati kelahiran Sembilan Dewa Kaisar (Nine Emperor Gods Festival / 九皇大帝) yang dimulai dari hari pertama sampai hari kesembilan bulan kesembilan menurut penanggalan Imlek, seperti yang dipraktekkan bahkan sebelum Kaisar pertama Tiongkok, Shi Huang Di dari Dinasti Qin (221 SM – 206 SM), sampai sekarang.
Festival bertema makanan vegetarian ini diadakan setiap tahunnya yakni selama sembilan hari di bulan lunar sembilan Imlek untuk merayakan kepercayaan dengan pantang makan daging.
Pada malam bulan kesembilan, kuil atau kelenteng para Dewa akan mengadakan upacara untuk memanggil dan menyambut kedatangan Sembilan Dewa Kaisar. Kedatangan para Dewa diyakini melalui jalur air, sehingga prosesi diadakan oleh kuil atau kelenteng yang umumnya dari pantai atau sungai untuk melambangkan keyakinan ini.
Suasana perayaan seperti ini meliputi seluruh kuil atau kelenteng selama festival sembilan hari. Selama periode waktu ini, doa dan nyanyian dari para imam kuil akan terdengar. Kebanyakan umat yang tinggal di kuil, makan makanan vegetarian dan melafalkan mantera dengan terus menerus berdoa. Hal ini diyakini bahwa akan ada hujan sepanjang sembilan hari perayaan.
Hari kesembilan dari festival ini adalah klimaksnya. Perayaan selama bulan lunar ke sembilan dari kalender Imlek ini juga dipercaya akan membantu untuk memperoleh kesehatan dan ketenangan pikiran.
Umumnya warga keturunan Tionghoa akan mematuhi aturan vegetarian yang ketat. Semua orang akan berdoa kepada Sembilan Dewa Kaisar untuk memastikan pemurnian pikiran dan tubuhnya dengan tidak makan daging, minum alkohol, melakukan hubungan seks, sedang hamil atau sedang haid dan harus menjaga kebersihan dapur.
Festival ini juga dimaksudkan untuk menghormati para Dewa dan mengekspresikan kebahagiaan rakyat karena dapat bertahan hidup. Festival ini kemudian tumbuh dan berkembang menjadi acara tahunan yang spektakuler dan dihadiri oleh ribuan warga Tionghoa, dibeberapa negara seperti Myanmar, Thailand, Singapore, malaysia dan Indonesia.(Ud)